Di kota-kota besar semacam Surabaya, macet adalah hal yang sudah biasa. Menjengkelkan, tidak hanya di jam-jam berangkat ke sekolah, tetapi sewaktu-waktu bisa macet. Jika kita naik motor, hal yang membuat kita tidak betah adalah debu, asap, panas, belum lagi kalau ada bemo yang tiba-tiba memotong jalan. Apalagi saya yang masih SMA ini belum punya SIM. Jadi lebih memilih untuk naik kendaraan umum.
Di bemo atau kendaraan umum suasana yang begitu gerah, pusing, kendaraan berjalan merambat, ditambah lagi kalau di kendaraan umum ada penumpang yang merokok tambah mual rasanya. Belum lagi kalau duduknya berdesak-desakan. Siswa SMA kurus seperti saya semakin terjepit. Kendaraan-kendaraan berlomba-lomba membunyikan klakson. Bising sekali, membuat suasana semakin tidak nyaman. Tidak ada yang mau mengalah. Rasanya ingin cepat sampai. Membayangkan datang terlambat saja entah apa yang terjadi. Bisa-bisa saya dimarahi oleh guru!
Berkaitan dengan pengaturan hal-hal yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi konsentrasi kendaraan pada jalan yang sama, maka kendaraan dialihkan ke jalan alternatif. Jalan ini diupayakan agar memiliki tingkat kenyamanan dan jarak yang tidak terlalu jauh berbeda dengan jalan utama
2. Membatasi keluarnya kendaraan untuk urusan yang kurang penting di jam-jam padat
3. Berangkat lebih awal
4. Kendaraan umum harus mengoper penumpangnya jika isinya kurang dari separoh
5. Melakukan sensus kendaraan dan kalkulasi berapa jumlah kendaraan yang lewat jalan A pada jam X. Gunakan pendekatan matematis untuk membandingkan jumlah kendaraan dengan luas jalan
6. Memberikan sanksi agar kendaraan umum tidak berhenti lama di suatu tempat (ngetem)
7. Mengamati dan melakukan tindakan tegas terhadap bangunan/ aktivitas yang menyebabkan konsentrasi massa/menyebabkan macet
8. Mengatur jadwal hari kerja/libur kerja.